Thursday, December 14, 2006

“kembang, kumbang dan kambing”

Alam terkembang dapat dijadikan guru, pepatah Minang mengajarkan, bahwa "Dari alam sekitar kito dari apo yang kito tengok, banyak pulo yang dapek kito kaji"

Ketika kumbang dan kambing, berada di alam berpanorama nan indah bak taman dengan penuh kembang bertebaran, akan berlaku sebuah keniscayaan alam. Kumbang menjalankan peran dan fungsinya, beterbangan kesana kemari membantu pada kembang melakukan penyerbukan sari dan putik bunga untuk melestarikan kelangsungan hidup tanaman. Sedang kambing akan menjalankan perannya, memakan daun dan kembang yang mekar dengan indahnya, tapi kambing juga membuat kotornya di sekitar keindahan alam. Tahi kambing tak sia-sia punya manfaat bagi kesuburan tanah. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa memang demikianlah sifat kumbang maupun kambing, bila menjumpai tanaman yang penuh bunga, akanlah rusak dilalapnya. Namun ada pula yang berperan sebagai pelestari kondisi alam. Tak kesah kambing merasa kasihan pada daun dan bunga yang menjadi rusak, taman menjadi kotor karenanya..Namun demikianlah hakekat kehidupan yang biasa disebut dengan eko system.

Di antara kembang, kumbang dan kambing sebagai mata rantai kehidupan. Masing-masing mempunyai peran dan fungsi. Tak akan sampai pula, kumbangpun telah lelah kemudian berhenti untuk menebarkan serbuk sari bunga, untuk kemudian berganti profesi menggantikan kambing. Allah Subhanallahu wa Ta’allah tak sia-sia menciptakan setiap mahluk. Termasuk juga manusia adalah mahluk utama, tidak ada antara satu dan lainnya yang tidak mempunyai peran dalam kehidupan dunia seperti dalam firman-Nya Srt Tiin ayt 4: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebagus-bagus rupa” Akan tetapi lantaran tidak mau mengerti akan perannya, maka jadilah mahluk yang durhaka. Pada ayat berikutnya (Srt Tiin ayt.5) mengiyaratkan: “Kemudian Kami kembalikan dia ke derajat yang serendah-rendahnya (masuk neraka),”

Kalau kita cermati atas dua ayat di atas, bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’allah tidak memandang pada setiap manusia itu tidak mempunyai status sedikitpun, seperti dalam Srt Al Mu'minuun115. “Maka apakah kamu mengira, kalau sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu (mengira) tidak dikembalikan kepada Kami”
Kemudian surat Qiamah ayat 36, memperingatkan pada kita bahwa: “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa guna?(dgn sia-sia)”

Allah Subhanallahu wa Ta’allah dalam menciptakan makluh tanpa kesia-siaan, masing-masing mempunyai peran dan fungsi. Dokter, tukang telepon, Cleaning Service atau Cutomer Service, Manager hingga Direktur Utama tidak ada perbedaan di sisi Allah Subhanallahu wa Ta’allah. Sepanjang dia mengetahui harga dirinya sebagai manusia maka dia dipandang sangat berharga dihadapan Allah SWT.

Tapi seperti kata filsafat kuno, menyebutkan manusia dengan istilah "Homo ludens" (makhluk yang senang bermain), karena bermain, merupakan salah satu karakter dasar manusia, dari usia kanak- kanak, dewasa hingga tua bangka masih saja suka pada permainan dunia. Menurut firman-Nya Srt 29. Al 'Ankabuut, 64: "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain daripada permainan dan senda gurau belaka. Karena sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi yang mau menyerah." Manusia saat asyik bermainan dari pagi hingga larut malam, dia lupa akan perannya hingga dia lupa akan kampuang akherat.
Allah Subhanallahu wa Ta’allah berfirman dalam surat 91 Asy Syamsi ayat 7-9, demikian:
‘- Maka (Allah) telah menunjukkan (agama) kepada jiwa (jalan) kejahatan dan (jalan) kebaikan.
- Sesungguhnya telah beruntunglah orang yang mensucikan (jiwanya),
- Dan sungguh telah merugilah orang yang mengotori (jiwanya).”

0 Comments:

Post a Comment

<< Home